Sunday, December 31, 2006

Sampah Siapasaja Buat Siapa Saja


Siapasaja hanyalah manusia biasa, nggak terkenal dan nggak berusaha dan nggak pengin menjadi terkenal. Namun, Siapasaja nggak takut terkenal apalagi tercemar, loh. Sebab, terkenal dan tercemar itu sama saja, tergantung dari sudut pandang mana cara melihatnya. Siapasaja di sini sengaja nyampah buat siapa saja. Siapa saja di sini mungkin seorang presiden, politisi, pujangga, pengusaha, seniman, rakyat biasa, atau bahkan pengemis.

Sekali lagi, Siapasaja hanya sekadar ingin buang sampah. Bagi siapa saja yang nganggap sampah-sampah di sini hanyalah limbah, apalagi beracun, abaikan atau musnahkan, sertakan pula sumpah serapah buat Siapasaja. Bagi siapa saja yang nganggap sampah-sampah di sini bermanfaat, tetapi pengin tahu detilnya, jangan malu-malu panggil Siapasaja. Gratis koq, walau Siapasaja nggak nolak loh, bila ada dermawan yang maksa ngirim dollar atau rupiah ke rekeningnya.

So, selamat menikmati sampah-sampah Siapasaja. Siapa saja boleh tertawa, tersenyum, marah, jengkel, atau terserah mau apa setelah menyantap menu yang ada. Selama melahap sampah-sampah di sini, boleh sambil duduk, tiduran, makan, pacaran, atau bercanda sekali pun.

Friday, December 15, 2006

SEBUAH NEGERI TERIMA KASIH

Adalah sebuah negeri bernama Negeri Terima Kasih. Negeri ini amat makmur, damai, dan sejahtera. Keberadaan negeri ini bukan di planet bumi, bukan pula di planet-planet lain di tatasurya kita. Siapasaja ingin sekali ke sana tetapi tidak tahu caranya. Siapa saja yang ingin ke sana boleh-boleh saja.
Konon, tidak ada uang di negeri ini. Jika di Bumi, negara mana pun, menganggap uang sebagai Dewa atau bahkan sebagai Tuhan, tidaklah demikian di negeri ini. Menurut pendiri Negeri Terima Kasih, uang merupakan sumber petaka. Itu semua berdasarkan penelitian yang mereka lakukan di negeri-negeri yang ada di bumi kita ini.
Sebaiknya kita anggukkan kepala saja atas pendapat para pendiri Negeri Terima Kasih itu. Buktinya, sangat banyak perbuatan dosa dan maksiat gara-gara uang. Koruptor, perampok, manipulator, bahkan pembunuh tiba-tiba bermunculan gara-gara uang. Anak tega membunuh orang tuanya gara-gara uang. Isteri tega meracun suaminya gara-gara uang. Negara saling berperang gara-gara uang. Jika orang-orang di bumi, sejak kemunculan uang, berpikir betapa besar jasa pencipta uang karena dapat menyederhanakan dan memudahkan sistem barter, dapat menjadi alat ukur, satuan nilai, dan bukti kekayaan, tampaknya perlu berpikir ulang. Betapa besar dosa pencipta uang itu. Sebab, kriminalitas terjadi gara-gara uang.
Negeri Terima Kasih tidak mengenal uang. Hanya saja, ada "undang-undang anti pengangguran" yang sangat ketat. Siapa saja yang melanggar undang-undang itu pasti kena jaring polisi dan "dipenjara". Maaf, kata "dipenjara" ini kurang tepat. Sebab, senyatanya, mereka yang terjaring dan masuk penjara bukan berarti disiksa, disuruh melamun, dan seterusnya (baca juga: "Bagaimana Menghilangkan Pengangguran?" - siapasaja). Tidaklah heran bila tidak ada pengganggur di negeri ini.
Kehidupan orang di Negeri Terima Kasih sama seperti kehidupan orang-orang di bumi. Mereka butuh makan, minum, berpakaian, mempunyai rumah, memiliki kendaraan, menonton televisi, seks, dan sebagainya. Jika orang di Negeri Terima Kasih ingin makan, boleh memasak sendiri atau "membeli" di warung makan (kata membeli sebenarnya juga kurang pas). Setelah kenyang makan di warung, orang tersebut cukup mengucapkan "terima kasih". Pemilik warung tersenyum puas. Jika ada orang ingin memiliki mobil, cukup ke dealer mobil dan membeli mobil di situ. Orang itu membayar dengan ucapan "terima kasih". Pemilik warung memperoleh bahan makan dari para petani, dan membayarnya dengan ucapan "terima kasih". Pemilik dealer mobil memperoleh dagangannya dari pabrik mobil, dan membeli dengan ucapan "terima kasih". Para petani memperoleh bibit tanaman dan pupuk dari penyedia bibit dan pupuk. Petani tersebut juga membatar dengan ucapan "terima kasih". Begitu seterusnya, hingga dari usaha hilir sampai hulu, ucapan "terima kasih" itulah yang menjadi alat pembayarannya.
Tidak ada perjudian di Negeri Terima Kasih. Apa yang dipertaruhkan dalam perjudian jika tidak ada uang? Permainan ada, banyak sekali, tapi bukan untuk perjudian.
Tidak ada juga pelacuran di sini. Jika ada seseorang yang ingin nge-seks, kemudian melihat lawan jenisnya, cukup mengerdipkan mata. Mereka ke hotel atau di tempat yang sudah disediakan, kemudian making love di situ. Setelah selesai, keduanya sama-sama mengucapkan "terima kasih".
Nah, betapa makmur dan damai Negeri Terima Kasih ini. Siapa saja yang ingin ke negeri ini, marilah belajar mengucapkan "terima kasih" kepada sesama. Cobalah renungkan, betapa tinggi nilai ucapan "terima kasih" itu hingga sulit dinilai.
Terima kasih.

Saturday, October 22, 2005

NAFSU

Nafsu yang menciptakan, dan
nafsu yang membinasakan.
Nafsu adalah api, dan
nafsu adalah pembasmi.
Nafsu adalah malaikat baik dan jahat.
Nafsu menebas, dan
nafsu mencipta kembali.
Nafsu tak pernah tidur ketika semua mendengkur, hanya
nafsu tetap tegak ketika smuanya runtuh.
Kemarin, kini, dan nanti adalah anak-anak nafsu.
Ooh...., cinta. Saksikanlah!!!
Tak berubah!!

Tuesday, March 01, 2005

INDONESIA NEGARA MAJU?

Ya. Indonesia sudah merdeka sejak tahun 1945. Pahit getir kehidupan bernegara berjalan dengan indah dan manis. Kalau pun pernah terjadi peristiwa-peristiwa tragis seperti Pemberontakan PKI 1948, DI/TII, dan lagi-lagi si "Palu Arit" bikin ulah di tahun 1965, itu hanyalah riak-riak kecil yang tidak berarti. Jika kemudian Soekarno terjungkal, Soeharto terkapar, dan orde reformasi bergulir hingga politik menjadi ajang bisnis, hanyalah permainan puzle yang belum usai untuk mencari format yang pas menjadi negara maju yang "berbeda" dengan negara maju lainnya di dunia.

Selama ini yang menjadi contoh negara maju adalah Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya, tak ketinggalan Jepang. Menurut teori, salah satu indikator yang dijadikan ukuran kemajuan suatu negara adalah kemampuan mencetak tenaga ahli kemudian mengeskpor tenaga ahli mereka itu ke negara-negara yang membutuhkan. Cobalah longok perusahaan-perusahaan di Indonesia. Konsultan mereka dapat dipastikan si mata biru atau si mata sipit dari negeri matahari terbit. Lalu, apakah Indonesia dapat disejajarkan dengan negara-negara maju itu?

Tidak! Indonesia tidak dapat disejajarkan dengan mereka. Indonesia lebih hebat dibandingkan mereka. Kalau tidak percaya, simaklah berita-berita pada puluhan tahun terakhir ini. Ribuan, bahkan puluhan ribu "tenaga ahli" dari Indonesia diekspor ke berbagai negara yang membutuhkannya. Berapa banyak tenaga ahli yang bekerja di luar negeri memang sangat sulit didata sehingga tidak tahu persis jumlahnya. Sebab, mereka hengkang ke luar negeri dengan cara yang legal maupun ilegal. Itulah jawaban bahwa Indonesia lebih hebat dibandingkan negara maju lainnya. Jika tenaga ahli dari luar negeri bekerja di perusahaan-perusahaan yang tentu saja tidak terlalu banyak di Indonesia, tenaga ahli dari Indonesia bekerja di perorangan atau rumah tangga penduduk luar negeri.

Ya, tenaga ahli dari Indonesia adalah para TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga. Benar. Profesi sebagai pembantu rumah tangga adalah seorang tenaga ahli. Coba bayangkan. Mencuci piring, mencuci pakaian, menyeterika, mengepel lantai, memasak, mengasuh anak, memotong rumput, dan berbagai pekerjaan rumah tangga lainnya dapat dilakukan seorang diri. Berbeda dengan tenaga ahli dari luar negeri, yang hanya mampu melakukan satu atau dua bidang saja, misal ahli komputer, ahli mesin, dan ahli listrik.

Pekerjaan pembantu rumah tangga itu sangat berat. Ia dapat dengan tenang melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari, selalu diam jika dibentak-bentak majikan, tidak melawan majikan jika dipukuli, bahkan pasrah saja digauli majikan. Itu semua tentu saja merupakan salah satu keberhasilan pelajaran PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) yang pernah menjadi idola beberapa waktu lalu. Jelas saja bahwa pada pelajaran PPKn tersebut, secara berulang-ulang, mengajarkan tentang tenggang rasa, empati, rendah hati, dan masih banyak materi lain yang secara garis besar mendidik manusia Indonesia menjadi babu yang pasrah nasib. Tenaga ahli dari luar negeri manakah yang mampu menyamai kemampuan pembantu rumah tangga dari Indonesia seperti itu?

Eh, jangan salah loh, ya. Mereka itu, sedikit banyak, merupakan salah satu komponen pemasok devisa negara. Tidak salah, khan, kalau mereka dapat pula disebur sebagai pahlawan? Pahlawan ekonomi, tentunya. Nah, jika sudah begitu, kenapa di Indonesia tidak ada SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) jurusan Perbabuan? Bagi para pemodal yang kebingungan investasi, peluang ini sangat menarik. Jika SMK Perbabuan ini sudah mendapat sertifikat internasional, lulusan universitas terkenal macam ITB, UI, dan UGM tampaknya tidak selaris alumnus SMK Perbabuan untuk bekerja di luar negeri.

PERINGATAN PEMERINTAH: MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN

Apa arti kalimat itu? Bagi pemerintah, tentu saja itu merupakan "gagasan kreatif" agar seluruh perusahaan rokok mencantumkan kalimat itu pada bungkus produk mereka. Tujuannya, agar para perokok, setelah membaca kalimat itu, menjadi ketakutan dan menghentikan "kegiatan buruk"-nya. Bagi perusahaan rokok, yaaahhhh...., ikuti saja ketentuan pencantuman kalimat itu, seolah-olah sekadar hiasan, tanpa greget. Bagi perokok, kalimat itu tidak berpengaruh apa-apa. Siapasaja hanya senyum dikulum berusaha memahami "lawakan" itu.

Pernahkah pemerintah, atau siapa saja yang punya "gagasan kreatif" itu, melakukan survey tentang keampuhan kalimat itu? Perokok semakin bertambah banyak, perusahaan rokok semakin menjamur. Bahkan, pemalsu merk rokok terkenal bermunculan. Mungkin saja pemerintah menyadari hal itu, namun kebingungan mengatasinya. Lagi-lagi, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang larangan merokok di tempat umum. Mungkin peraturan itu akan diberlakukan di Jakarta, meniru negara-negara maju, atau mungkin meniru negara tetangga, Singapura.

Memang, dari hasil penelitian, rokok itu tidak baik bagi kesehatan. Hanya saja, para perokok, tampaknya, mempunyai dalih yang tidak kalah menggelikan: "Hei, bukankah banyak penderita kanker yang tidak merokok? Bukankah banyak orang yang tiba2 jantungnya berhenti bukan karena perokok?" Mengapa pemerintah tidak menutup perusahaan rokok saja?
Industri rokok menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, mulai dari penanaman tembakau hingga pabrik rokok. Konon, negara kita sangat bagus untuk tanaman tembakau. Lagi pula, cukai rokok yang masuk kas negera lumayan besar.

Negara maju mana pun, termasuk Singapura, bukan berarti dapat dijadikan tolok ukur dalam membuat kebijakan. Jika negara-negara maju itu menyadari bahwa rokok merusak kesehatan, kemudian ada peringatan atau bahkan peraturan tentang pelarangan merokok, bukanlah gagasan kreatif. So what?

Siapasaja ingin sekadar menyajikan gagasan gila. Bagaimana?
Cobalah para pengusaha rokok melakukan hal- sebagai berikut.

  1. Hapus tulisan "Peringatan Pemerintah: Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin".
  2. Gantilah dengan tulisan "10% dari hasil penjualan rokok ini disalurkan untuk pembiayaan pengobatan bagi penderita kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin".
  3. Lebih dipertajam lagi, gantilah tulisan peringatan itu dengan tulisan "10% dari penjualan rokok ini digunakan untuk penelitian tentang pengobatan kanker, serangan jantung, paru-paru, impotensi. gangguan kehamilan dan janin"..., dsb.
  4. Perusahaan rokok benar-benar melakukan penelitian tentang obat itu, dengan biaya 10% dari hasil penjualan rokoknya. Secara berkala, perusahaan rokok menyajikan perkembangan hasil penelitian mereka di media massa.

Nah, dari itu semua, secara moral, para perokok dapat disebut sebagai "pahlawan". Mereka membeli rokok sekaligus membantu pembiayaan penelitian tentang penyakit-penyakit mengerikan itu. Dua tahun, lima tahun, sepuluh tahun, atau entah tahun keberapa nanti, sangat mungkin obat penyakit kanker dan sebagainya itu benar-benar ditemukan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Apa yang terjadi kemudian?

Pada bungkus rokok bukan lagi ada tulisan PERINGATAN PEMERINTAH: .... dst. tetapi ada merk rokok tertentu terdapat tulisan, "MEROKOK ROKOK INI SEKALIGUS SEBAGAI PENGOBATAN PENYAKIT KANKER". Merk rokok lainnya tercantum, "MEROKOK INI SEKALIGUS SEBAGAI PENGOBATAN PENYAKIT JANTUNG". Merk rokok lainnya mencantumkan tulisan, "MEROKOK ROKOK INI SEKALIGUS SEBAGAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU". Ada pula merk rokok menghiasi bungkusnya dengan tulisan, "MEROKOK ROKOK INI SEKALIGUS MEMBUAT SEHAT WANITA HAMIL DAN JANIN". Bahkan, tidak heran apabila ada rokok yang bungkusnya bertuliskan, "MEROKOK ROKOK INI SEKALIGUS SEBAGAI OBAT KUAT BAGI PRIA LEMAH SYAHWAT".

Nah, orang di seluruh dunia akan berebut belajar merokok. Perusahaan rokok Indonesia yang berhasil dengan penemuan itu memiliki hak patent atas penemuan tersebut. Cukai yang masuk kas negara tentu sangat-sangat besar. Ekspor tembakau berlimpah, tembakau merupakan komoditas ekspor andal bagi Indonesia. Devisa negara pun pasti luar biasa.

Sayangnya, Siapasaja bukan ahli kimia, bukan ahli obat, bukan sinshe, bukan pula seorang dukun sehingga tak mampu berkiprah dalam penemuan luar biasa itu. Paling tidak, Siapasaja cukup bahagia dengan gagasan gila ini. Bagi para pengusaha rokok yang kebetulan membaca gagasan gila ini, dan terinspirasi untuk malakukannya, silakan saja. Gagasan ini gratis bagi siapa saja yang mampu memahami pemikiran Siapasaja. Jika kemudian berbaik hati dan menghargai gagasan ini, transfer saja 0,001% hasil penjualan rokok ke rekening Siapasaja dan 0,999% ke masjid-masjid di sekitar perusahaan Anda. Hahahahahaha.

Tuesday, January 25, 2005

Tsunami, Kado Natal Buat Indonesia

Nangroe Aceh Darussalam
penghujung 2004,
26 Desember.

.............................................
.............................................
.............................................
adalah suara yang sulit dituliskan dalam kata-kata
ketika Tsunami menghantam segala yang ada.
Toloooooooooooongngng...., hep hep hep!!
Aduuuuuuuuuuuhhhhhh..., cep klakep!!!!!
Aiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhh..., raga merintih!
oejkiruyntmpldsqwzvcgb.., nyawa meregang!!
Malaikat Izroil sibuk menjemput ratusan ribu nyawa,
berikan nikmat hentikan siksa merajam raga.
TSUNAMI BERPESTA.


.............................................
.............................................
.............................................
adalah kata-kata yang tak cukup ditulis di sini
dari berbagai media, para tokoh, para negarawan,
dalam negeri maupun manca negara,
Hotma, Uni, Acep, Sisri, cak Cuk, Made, Daeng, Andi, dan
tak ketinggalan Hendrick Latulapalawa.
Mereka berbelasungkawa.
INDONESIA BERDUKA.

..............................................
..............................................
..............................................
adalah berbagai reaksi dari para
dermawan, relawan dalam maupun luar negeri,
lembaga sosial maupun tidak sosial,
kelompok maupun perorangan,
berupa harta benda, uang, pemikiran, tenaga, dan doa
hingga kini terkumpul,
jika dirupiahkan, bernilai trilyunan.
TERIMA KASIH, KAWAN.

................................................
................................................
................................................
adalah otak-atik siapa saja yang tak mungkin tertulis di sini,
ingin unjuk gigi sebagai pahlawan,
menyiapkan berbagai strategi merancang taktik,
kebingungan mencari cara mendistribusikan bantuan,
dan berpikir meraup keuntungan,
atau mencegat di perjalanan,
atau merampok yang ada di gudang,
sedikit, sebagian, atau bahkan keseluruhan,
dengan cara intelek maupun edan-edanan.
Jika itu terjadi,
INDONESIA SEMAKIN TERLUKA.

Siapasaja hanya mampu bergumam lirih...
SIALAN.